Program Studi Doktor Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta berhasil melahirkan Doktor Pendidikan Agama Islam ke-13. Gelar Doktor PAI ini berhasil diraih oleh Sri Haningsih setelah berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Pendidikan Akhlak dan Penguatan Regulasi-diri Mahasantri: Studi di Pondok Pesantren Mahasiswi Al-Hidayah Candikarang Sardonoharjo Ngaglik Sleman” pada 11 Januari 2023.

Sidang Ujian Terbuka Disertasi ini dilaksanakan di Aula Pertemuan Lantai 3 Gedung PPG FITK UIN Sunan Kalijaga di Sambilegi, Maguwoharjo, Sleman. Ketua Sidang dipimpin oleh Dekan FITK Prof. Dr. Sri Sumarni, M,Pd., yang didampingi oleh Sekretaris Sidang Prof. Dr. Sukiman, M.Pd., yang tidak lain adalah Ketua Prodi PAI. Dalam kesempatan Ujian Promosi ini, hadir pula Promotor I, Prof. Dr. Abdul Munip M.Ag., dan Promotor II, Prof. Dr. Eva Latipah, S.Psi., M.Si, yang keduanya merupakan Guru Besar FITK UIN Sunan Kalijaga. Para penguji adalah Dr. Ichsan, M.Pd., dosen FITK UIN Sunan Kalijaga, Dr. Phil Qurotul Uyun S.Psi, M.Si., Dosen Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya UII, Dr. Sumedi, M.Ag., dosen FITK UIN Sunan Kalijaga, dan Prof. Dr. Maksudin, M.Ag., Guru Besar FITK UIN Sunan Kalijaga.

Disertasi yang berhasil dipertahankan dalam Ujian Promosi tersebut menyoroti pendidikan akhlak dan penguatan regulasi diri Mahasantri di PP Mahasiswi Al Hidayah. Penelitian menggunakan multiple methods, yaitu metode penelitian yang menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif secara bersamaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, angket, wawancara semi terstruktur dan dokumentasi. Metode analisis data dengan kuantitatif menggunakan uji korelasi dan regresi linier. Analisis data kualitatif menggunakan model Spradley yaitu analisis domain, taksonomi, komponensial, dan tema kultural. Proses pengecekan keabsahan data didasarkan pada uji validitas, uji reliabilitas, keterpercayaan [credibility], keteralihan [transferability], ketergantungan [dependability], kepastian [confirmability].

Hasil penelitian disertasi ini menemukan bahwa ternyata yang membuat mahasantri tidak baik bukan karena aspek regulasi diri, namun karena kurang support keluarga. Berdasarkan analisis dan pemahaman peneliti adalah kategori pengaruh aspek lain di luar variabel yang peneliti lakukan. Relasi akhlak dengan regulasi diri mahasantri diimplementasikan melalui kesadaran diri (Self-Awareness, kontrol impuls, kemampuan mengelola konflik, motivasi diri. Di antara nilai-nilai akhlak yaitu integritas dan dedikasi, hubungan sosial yang sehat antar mahasantri. Oleh karena itu implikasi konseptual temuan ini adalah Pendidikan Agama Islam sangat penting untuk dikembangan multiaspek secara berkelanjutan, yaitu: strategi dan metode pembelajaran melalui metode pembiasaan dan keteladanan dengan cara refleksi bersama para mahasantri. Faktor-faktor yang memengaruhi regulasi diri adalah faktor individu faktor perilaku dan faktor lingkungan Sedangkan faktor-faktor yang memengaruhi akhlak adalah naluri (insting), adat kebiasaan dan pola dasar bawaan serta lingkungan. Semakin tinggi akhlak mulia mahasantri maka semakin tiggi regulasi dirinya.

Dalam sambutannya, Promotor I, Prof. Dr. Abdul Munip M.Ag., yang merupakan Wakil Dekan I (bidang Akademik) FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini menyampaikan bahwa kajian mengenai akhlak memiliki sejarah yang Panjang dalam tradisi keilmuan Islam. Ia diminati oleh banyak pakar-pakar Muslim yang banyak ditemukan pada abad pertengahan seperti al-Ghazali dan Ibnu Miskawaih. Persoalan akhlak selalu menarik karena dengan akhlak seseorang dapat dibedakan dari yang lainnya. Sebagaimana Ali bin Abi Thalib berkata, kemuliaan seseorang tidaklah diukur dari parasnya yang rupawan tetapi karena akhlaknya yang terpuji. Pada akhirnya, Prof. Dr. Abdul Munip, M.Ag. menyampaikan harapannya agar gelar doktor yang diperoleh dapat memberi manfaat dan keberkahan di dunia dan di akhirat.