Desti Paparkan Ideologi Pendidikan Islam pada Kuttāb
Desti paparkan Ideologi Pendidikan Islam pada Kuttāb dalam promosi Doktor PAI ke-30
Yogyakarta, 21 Juli 2025 —Program Studi Doktor Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta kembali menambah daftar lulusan doktor dengan melahirkan Doktor ke-30. Gelar doktor diraih oleh Desti Widiani, S.Pd.I., M.Pd.I. (NIM. 21304011014), yang berhasil mempertahankan disertasinya dalam Ujian Terbuka Promosi Doktor yangberjudul“Ideologi Pendidikan Islam pada Kuttāb di Surakarta (Konstruksi, Implementasi dan Implikasinya pada Sikap Keberagamaan Peserta Didik)”.
Ujian terbuka ini digelar di Aula Pertemuan Lantai 3 Gedung PPG FITK UIN Sunan Kalijaga, Sambilegi, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta. Bertindak sebagai Ketua Sidang adalah Prof. Dr. Sukiman, S.Ag., M.Pd. (Ketua Program Studi Doktor PAI), dan Prof. Dr. Ibrahim, S.Pd., M.Pd. sebagai Sekretaris Sidang. Desti Widiani dibimbing oleh dua promotor, yaitu Prof. Dr. Sangkot Sirait, M.Ag. sebagai Promotor I dan Dr. Andi Prastowo, S.Pd.I., M.Pd.I. sebagai Promotor II.
Ujian terbuka ini juga menghadirkan para penguji yang merupakan akademisi dan pakar di bidangnya, yakni Prof. Dr. Sri Sumarni, M.Pd., Prof. Dr. Mahmud Arif, M.Ag., Prof. Dr. Sembodo Ardi Widodo, M.Ag., dan Dr. Rohinah, S.Pd.I., M.A. Keterlibatan para penguji tersebut memperkuat validitas akademik disertasi yang diajukan sekaligus memperkaya diskusi ilmiah selama ujian berlangsung.
Disertasi ini menawarkan kontribusi teoritis.Pertama, implementasi ideologi pada Kuttāb di Surakarta dilakukan melalui pendekatan“konvergensi ideologi”, yakni suatu model di mana elemen-elemen seperti struktur formal, struktur sosial, dan interaksi sosial tidak bekerja secara terpisah, melainkan saling bertemu, berinteraksi, dan memperkuat satu sama lain dalam proses pendidikan.Kedua, disertasi ini mengusulkan penambahan“dimensi perkembangan”pada teori keberagamaan yang dikembangkan oleh Glock dan Stark, dengan menekankan bahwa keberagamaan anak terbentuk secara bertahap melalui proses pengenalan simbolik, peniruan aktif, pemahaman fungsi, dan pemaknaan nilai.