Soehardin Abdullah Angkat Konstruksi Jaringan Ideologi PAI di Islamic Centre Bin Baz yang Membentuk Karakter “Salafi Wasati”
Soehardin Abdullah Angkat Konstruksi Jaringan Ideologi PAI di Islamic Centre Bin Baz yang Membentuk Karakter “Salafi Wasati”, 12
Yogyakarta, 12 Desember 2025— Program Studi Doktor Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)Universitas Islam Negeri Sunan Kalijagakembali menegaskan kontribusinya dalam pengembangan kajian keislaman dan pendidikan dengan meluluskan doktor baru.Soehardin Abdullah(NIM 22304011006) resmi meraih gelarDoktor PAI ke-34setelah mempertahankan disertasi berjudul“Konstruksi Jaringan Ideologi Pendidikan Agama Islam di Pondok Pesantren Islamic Centre Bin Baz.”
Ujian Terbuka Promosi Doktor dilaksanakan padaJum’at, 12 Desember 2025, pukul13.30–15.30 WIB, bertempat diAula Pertemuan Lantai 3 Gedung PPG FITK UIN Sunan Kalijaga, Sambilegi, Maguwoharjo, Sleman, DIY. Sidang dipimpin olehProf. Dr. Istiningsih, M.Pd.selaku Ketua Sidang sekaligus Wakil Rektor I, denganDr. Nur Saidah, M.Ag.sebagai Sekretaris Sidang.
Bertindak sebagai promotor utama adalahProf. Dr. Sukiman, M.Pd.danProf. Dr. Imam Machali, M.Pd.Sementara itu, dewan penguji terdiri atasDr. Rohinah, M.A.,Prof. Dr. Sabarudin, M.Si.,Siti Nur Hidayah, M.Sc., Ph.D., sertaDr. Muhammad Hasan Chabibie, S.T., M.Si.selaku penguji eksternal dariKementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.
Kontribusi Ilmiah Disertasi
Disertasi ini bertujuan mengungkap konstruksi dan transformasi jaringan ideologi Pendidikan Agama Islam (PAI) diPondok Pesantren Islamic Centre Bin Baz, dengan menelaah faktor sosio-historis, jejaring sosial-keilmuan yang terbentuk, serta strategi ekspansi dan pengaruh pesantren terhadap pendidikan agama Islam di Indonesia.
Penelitian menggunakan pendekatankualitatif deskriptif interpretatif, dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Informan dipilih secarapurposive, sementara analisis data mengikuti modelMiles, Huberman, dan Saldana. Keabsahan data diuji melalui triangulasi sumber dan metode.
Temuan Utama
Hasil penelitian menunjukkan, pertama, pesantren yang didirikan olehAbu Nida’ Chomsaha Shofwanberkembang pesat berkat fondasi historis yang kuat, dukungan ideologi Salafi, serta tiga peran strategis: mencerdaskan kehidupan bangsa melalui sistem pendidikan modern pesantren, membangun karakter dan akhlak, serta berkontribusi dalam pencegahan radikalisme dan terorisme melalui pendidikan keagamaan yang terarah.
Kedua, konstruksi jaringan sosial, keilmuan, dan ideologi PAI dibentuk oleh peran sentral pendiri dengan sanad keilmuan lintas ormas—mulai dari lingkungan Ma’arif Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, hingga Salafi Saudi. Jaringan ini melahirkan sistem pendidikan Salafi yang terstruktur, dengan ideologi sebagai fondasi, tujuhkhitahsebagai kerangka nilai, jejaring lembaga sebagai bangunan kelembagaan, serta visi-misi dan kurikulum sebagai puncak arah gerakan.
Ketiga, transformasi ideologi diwujudkan melalui penerapan tujuhkhitahYayasan Majelis At-Turots Al-Islamy: penguatan akidah, bahasa Arab, akhlakul karimah, tahfizh al-Qur’an, prestasi akademik, wawasan kebangsaan (waṭaniyah), dan moderasi (waṣaṭiyah). Integrasi nilai-nilai tersebut melahirkan temuan baru berupa tipologi“Salafi Waṣaṭi”, yakni model Salafi yang memadukan purifikasi ajaran Islam dengan nilai kebangsaan, toleransi, dan moderasi dalam konteks keindonesiaan.
Apresiasi dan Petikan Promotor
Dalam penilaiannya,Prof. Dr. Sukiman, M.Pd.selaku promotor menyampaikan,“Disertasi ini menunjukkan kedalaman analisis dan ketajaman konseptual dalam membaca relasi ideologi, jaringan, dan praktik pendidikan pesantren. Temuan Salafi Waṣaṭi menjadi kontribusi penting bagi pengembangan studi PAI di Indonesia.”
Senada dengan itu,Prof. Dr. Imam Machali, M.Pd.menegaskan,“Penelitian ini tidak hanya kuat secara metodologis, tetapi juga relevan secara sosial, karena menawarkan model moderasi ideologi yang kontekstual dengan kebangsaan Indonesia.”
Kehadiran Tokoh Pesantren
Sidang promosi juga dihadiri langsung olehAbu Nida’ Chomsaha Shofwan. Dalam sambutannya, ia menegaskan keterbukaanIslamic Centre Bin Bazuntuk berdialog dan berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk tokoh-tokoh dan pimpinan perguruan tinggi.“Kami terbuka untuk berdiskusi tentang Islam dan pendidikan, demi kemaslahatan umat dan bangsa,”ujarnya.
Dengan kelulusan ini, UIN Sunan Kalijaga kembali meneguhkan perannya sebagai pusat pengembangan ilmu pendidikan Islam yang kritis, moderat, dan berakar kuat pada realitas keindonesiaan.